Kode Standar Amerika untuk Pertukaran Informasi atau ASCII
(American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar
internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode tetapi ASCII lebih
bersifat universal, contohnya 124 adalah untuk karakter “|”. Ia selalu
digunakan oleh komputer dan alat komunikasi lain untuk menunjukkan teks. Kode
ASCII sebenarnya memiliki komposisi bilangan biner sebanyak 8 bit. Dimulai dari
00000000 hingga 11111111. Total kombinasi yang dihasilkan sebanyak 256, dimulai
dari kode 0 hingga 255 dalam sistem bilangan Desimal.
Beberapa aplikasi menggunakan data yang bukan hanya bilangan
tetapi juga huruf dari alfabet dan karakter khusus lainnya. Data semacam ini
disebut dengan data alfanumerik dan mungkin dapat ditunjukkan dengan kode
numerik. Jika bilangan-bilangan dimasukkan dalam data, maka bilangan-bilangan
tersebut juga dapat ditunjukkan dengan kode khusus.
Set karakter alfanumerik secara khusus mencakup 26 huruf alfabet
(termasuk huruf besar dan huruf kecil), angka dalam digit sepuluh desimal, dan
sejumlah simbol seperti +, =, *, $, …, dan !. Dua kode alfabet yang paling umum
dipakai adalah ASCII (American Standard Code for Information Interchange) dan
EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code).
ASCII merupakan kode
7-bit dan EBCDIC berupa kode 8- bit. Jika suatu komputer menangani 8-bit
(1-byte) kode lebih efisien, versi 8-bit, disebut dengan ASCII-8 juga telah
dikembangkan. Selain itu ada juga beberapa kode spesial didalam penambahan set
karakter alfanumerik. Kode simpanan ini digunakan sebagai signal komunikasi
dalam aplikasi dimana data transfer terjadi antara komputer yang dihubungkan
melalui baris komunikasi. Misalnya, LF (line feed) dan CR (carriage return)
dihubungkan dengan printer, BEL digunakan untuk mengaktifitaskan bell; ACK
(acknowledge), NAK (negative acknowledge), dan DLE (data link escape) berupa
signal yang dapat diubah dalam baris komunikasi. Bagi yang sudah cukup lama
berkecimpung di dunia komputer, pasti pernah bekerja dengan ‘kode ASCII’. Dan
bagi yang bekerja dengan mesin-mesin mainframe IBM, pasti pernah menjumpai
‘kode EBCDIC’ (dibaca: eb-si-dik). Di luar ASCII dan EBCDIC, besar kemungkinan
anda paling tidak pernah mendengar istilah-istilah lain seperti berikut ini:
ISO-8859-1, UCS-2, UTF-8, UTF-16, atau windows-1252. Kode-kode apakah itu?
ASCII, EBCDIC, ISO-8859-x, UCS-2, UTF-x, dan windows-x merupakan sebagian dari
kumpulan character set (set karakter) yang ada di dunia komputer.
Sistim Binary
Coded Decimal (BCD): Sebelum ASCII dan EBCDIC berkembang terlebih dahulu
dikembangkan Binary Coded Decimal (BCD). Metode ini awalnya digunakan pada
komputer mainframe IBM. Pada grup ini karakter diwakili oleh 64 – ( 26)
lambang. Dengan kode ini, setiap huruf/angka diberikan kode yang terdiri dari
enam bit, dua untuk zone dan empat untuk angka. Huruf A sampai dengan I
diberikan tanda 11 pada tempat zone. Karena A adalah huruf pertama dalam
kelompok ini, maka kodenya adalah: 0001, B sebagai huruf kedua dengan kode:
0010, C adalah 0011 dan seterusnya. Dengan perkataan lain, zone bit yang
mempunyai formasi 11 harus juga disertakan pada kode lengkap masing-masing pada
grup ini. Grup alfabetik kedua adalah J hingga R, ditetapkan kode awalnya 10, yang
juga posisi masingmasing huruf ditentukan oleh angkanya masing-masing. Huruf S
hingga Z dibentuk dengan menambahkan angka bit 0010 hingga 1001 berurutan pada
kode 01 dimana pada grup ini hanya ada delapan huruf. Angka-angka 0 hingga
sembilan diberikan kode 00 di depannya diikuti oleh angka itu sendiri dalam
sistim binary. Angka 0 (nol) harus dibedakan dengan tanda kosong (spasi) guna
mempermudah cara penggunaan kode.
Sistim Extended Binary Coded Decimal Interchange Code
(EBCDIC): EBCDIC merupakan set karakter yang merupakan ciptaan dari IBM. Salah
satu penyebab IBM menggunakan set karakter di luar ASCII sebagai standar pada
komputer ciptaan IBM adalah karena EBCDIC lebih mudah dikodekan pada punch card
yang pada tahun 1960-an masih jamak digunakan. Penggunaan EBCDIC pada mainframe
IBM masih terbawa hingga saat ini, walaupun punch card sudah tidak digunakan
lagi. Seperti halnya ASCII, EBCDIC juga terdiri dari 128 karakter yang
masing-masing berukuran 7-bit. Bila menggunakan ukuran 8-bit maka karakternya
menjadi 256 – (28). Hampir semua karakter pada ASCII juga terdapat pada set
karakter EBCDIC.
Sistim American Standard Code for Information Interchange
(ASCII): ASCII dan EBCDIC merupakan cikal bakal dari set karakter lainnya.
ASCII merupakan set karakter yang paling umum digunakan hingga sekarang. Set
karakter ASCII terdiri dari 128 – (27) buah karakter yang masing-masing
memiliki lebar 7-bit atau gabungan tujuh angka 0 dan 1, dari 0000000 sampai
dengan 1111111. Mengapa 7-bit? Karena komputer pada awalnya memiliki ukuran
memori yang sangat terbatas, dan 128 karakter dianggap memadai untuk menampung
semua huruf Latin dengan tanda bacanya, dan beberapa karakter kontrol. ASCII
telah dibakukan oleh ANSI (American National Standards Institute) menjadi
standar ANSI X3.4-1986.